Published On:Selasa, 19 Maret 2013
Posted by ridhaputra
Soal tenaga bakti, Bupati Bireuen bilang demo mahasiswa tak sesuai fakta
BUPATI Bireuen Ruslan M Daud menilai mahasiswa yang berunjuk rasa ke Kantor Pusat Pemkab Bireuen tidak menyorot persoalan sesuai fakta. Kata Ruslan, mahasiswa membawa isu honorer, padahal yang diterima Pemkab Bireuen faktanya hanya tenaga magang dan pelatihan kerja.
“Saya rasa menerima tenaga magang dan pelatihan kerja tidak ada masalah dengan aturan, sebab keberadaaan mereka tidak membebani anggaran Kabupaten Bireuen,” ujar Bupati Bireuen Ruslan M Daud saat ditemui, Selasa 19 Maret 2013.
Kata Ruslan, lain halnya jika tenaga magang itu ternyata mendapat semacam jerih yang dialokasikan dalam APBK Bireuen. Dia mengatakan tidak berkeinginan mengeluarkan kebijakan yang kontra dengan kondisi Bireuen, sebab niatnya untuk memperbaiki Kabupaten Bireuen.
Ruslan mengatakan kebijakan menerima tenaga magang dan pelatihan kerja bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sehingga mempunyai keterampilan, selain untuk memberi ruang kepada anak-anak Bireuen supaya ada kegiatan.
“Minimal setiap hari mereka akan berkecimpung di pemerintahan, sehingga tidak ada waktu bagi mereka berbuat aneh dan terjerumus ke hal-hal negatif. Sebelum ditempatkan, setiap tenaga magang itu disyaratkan menandatangani surat pernyataan tidak menuntut honor, tidak menuntut diangkat menjadi PNS dan tidak minta fasilitas,” kata Ruslan.
Soal tuntutan kalangan mahasiswa yang berdemo kemarin, Ruslan mengatakan tidak akan merespon. Sebab dia berkeyakinan kebijakan tersebut sama sekali tidak melanggar aturan.
Ruslan menyebutkan alangkah indahnya sebelum melakukan unjuk rasa, perwakilan mahasiswa menemuinya untuk membicarakan hal itu supaya sama-sama mengerti dan memahami melalui sebuah dialog. Tetapi, kata dia, hal itu tidak dilakukan mahasiswa yang malah langsung unjuk rasa seakan ada hal besar sangat keliru yang telah dilakukannya.
“Dari awal saya sudah sampaikan, kalau ada masalah atau kebijakan yang kiranya mengganjal, mari kita musyawarahkan dengan lapang dada untuk mencari solusi, saya selalu siap dan pintu terbuka untuk berkomunikasi dengan semua kalangan, saya ini bupati masyarakat Bireuen,” katanya.
Ruslan menambahkan, penerimaan tenaga magang itu sebagai bagian untuk memberi ruang kepada para lulusan perguruan tinggi yang terus bertambah saban tahun, sementara lapangan kerja semakin sempit. Dengan bekerja sebagai tenaga magang, kata dia, maka ilmu yang dimiliki dapat dipraktekkan di lapangan.
Diberitakan sebelumnya, mahasiswa dan pemuda menyebut dirinya Koalisi Mahasiswa Pemuda Peduli Bireuen (KOPER) unjuk rasa ke Kantor Pusat Pemkab Bireuen, Senin 18 Maret 2013. Unjuk rasa tersebut terkait dengan penerimaan tenaga bakti di Pemkab Bireuen.