Headlines

Aksi Corat-Coret Warnai Pengumuman Kelulusan UN

Posted by ridhaputra | Sabtu, 25 Mei 2013 | Posted in

Banda Aceh – Ratusan siswa dari sejumlah SMA di Kota Banda Aceh merayakan kelulusan dengan cara mencorat-coret baju dan konvoi dengan menggunakan sepeda motor, Juma’at, (24/05/2013).
Aksi para siswa mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di ruas jalan protokol. Mulai dari ruas jalan T Nyak Makam, jalan T Daud Beurueuh hingga kawasan Simpang Lima warna putih abu-abu terlihat begitu mendominasi.
Para siswa SMA mengelar aksi corat-coret baju serta membubuhkan tanda tangan ke baju teman-temannya sebagai kenang-kenangan. Suasana menjadi sedikit tidak tertib karena para siswa memakirkan kendaraannya hingga ke badan jalan.
Andi siswa salah satu SMA yang megikuti aksi tersebut mengatakan, aksi ini merupakan ungkapan kebahagiannya atas kelulusan setelah belajar dan berjuang berjuang untuk lulus.
Tanggapan pro dan kontra pun bermunculan. Fahcrul (40) seorang penguna jalan mengungkapkan, aksi yang di lakukan para siswa tersebut sangat mengganggu lalulintas apalagi mereka berkonvoi sambil ugal-ugalan tentu sangat membahayakan penguna jalan lainnya.
“Pemandangan seperti ini seharusnya tidak terjadi di Aceh yang berstatus Syari’at Islam di tambah lagi adanya musibah banjir di sejumlah daerah di Aceh, seharusnya dengan kelulusannya bisa mengadakan aksi yang lebih positif untuk menyumbangkan seragam tersebut untuk korban banjir,” ujar Fachrul.
Sementara itu, Dian (32) salah seorang pengguna jalan yang kebetulan melintas diantara para siswa justru memaklumi dengan apa yang dilakukan oleh para siswa yang sedang merayakan kelulusan tersebut.
“Kita juga pernah muda, jadi apa yang dilakukan oleh para siswa ini juga tidak bisa kita larang, biarkan saja mereka mengapresiasikan kegembiraan mereka, mengenai situasi jalan kan sudah jadi tugasnya polisi. Nah, yang harus dilakukan kedepan adalah pihak sekolah berkoordinasi dengan polisi untuk mengamankan anak-anak dijalan,” ujar Dian.
Dian juga menambahkan, aturannya saja yang harus dipertegas. “Jika tidak punya SIM dan tidak mentaati aturan safety reading maka siswa dilarang ikut konvoi, gitu aja kok repot,” tambah Dian.
Pengguna jalan lainnya, Nanda menyatakan, maklum atas aksi corat-coret para siswa. “Aku justru heran karena setiap tahunnya selalu saja ada komentar, ‘kenapa tidak disumbangkan saja bajunya, kan bagus untuk beramal’. Anak-anak ini kan sama dengan kita juga, butuh sesuatu untuk kenangan dalam setiap tahapan hidup mereka, jangan asal menilai amal seseorang, mari kita lihat lemari masing-masing, berapa banyak benda yang sangat sayang untuk kita sumbangkan karena memiliki nilai history,” ujar Nanda.
Aksi cat dan coret-coret baju memang sudah menjadi kebiasaan atau tradisi bagi siswa-siswi saat pengumuman kelulusan. Berbagai cara pun dilakukan semua pihak terkait untuk melarang atau membatasi aksi ini. Namun bukannya teratasi aksi ini justru terus saja terjadi setiap tahunnya.

Istri Uje Terus Peluk Peci Putih Kesayangan Suami

Posted by ridhaputra | Rabu, 22 Mei 2013 | Posted in


|Selebriti|InfoAtjeh| - Istri almarhum Ustad Jeffry Al Buchori, Pipik Dian Irawati tidak henti-hentinya menangis, mengiringi pemakaman sang suami. Peci putih kesayangan sang suami pun tidak lepas dari pelukannya.

Isak tangis tersebut tidak bisa dibendung sejak almarhum disemayamkan untuk disholatkan di masjid Istiqlal. Dengan berbalut busana hitam, Pipik beserta keempat anaknya terus mengiringi jenazah dari rumah, Masjid Istiqlal hingga ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Tengsin sebagai tempat peristirahatan terakhir.

Sambil tetap memeluk peci putih tersebut, Pipik sedih melewati ribuan jamaah turut menghadiri prosesi pemakaman tersebut.

Ustad Uje meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal Jumat (26/4) dini hari saat melintas dengan motor sportnya di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Kadisbudpar Bersama KNPI Kunjungi Meseum dan Pustaka Ali Hasjmi

Posted by ridhaputra | | Posted in


Aceh Besar – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Reza Fahlevi, Selasa (21/5/2013) mengunjungi Meseum dan Pustaka Ali Hasjmi.

Selain dalam rangka silaturrahim dengan pihak pengelola museum, kunjungan Kadisbudpar Kota Banda Aceh ini juga dalam rangka melihat secara langsung benda-benda sejarah dan budaya yang tersimpan di museum ini.

“Perlu adanya penjelasan-penjelasan pada benda-benda koleksi Ali Hasjmi, sehingga memudahkan pengunjung mengetahui koleksi bersejarah ini, disamping juga diperlukan pembenahan-pembenahan sebagai bagian dari pelestarian nilai-nilai sejarah,” kata Reza Fahlevi.

Reza saat itu didampingi oleh Kabid Promosi yang juga Ketua DPD KNPI Kota Banda Aceh Hasnanda Putra, Kabid Sejarah Dodi Haikal, Wakil Ketua KNPI Kota Banda Aceh Wirzaini Usman Al-Mutiarai serta Kasubbag Hubungan Kelembagaan dan Media Center Setda Kota Banda Aceh Mahdi SPd.

Kunjungan Kadisbudpar dan rombongan ini diterima langsung oleh kepala perpustakaan dan museum Jailani MA, Pengelola Pustaka Alkaf Mukhtar Ali Piyeung MA dan salah seorang cucu Ali hasjimi, Iqbal. Pada kesempatan itu, Reza juga berharap agar dapat menginventarisir apa yang dibutuhkan oleh pengurus.

Pengelola Pustaka dan Museum, Alkaf Mukhtar Ali Piyeung MA mengatakan ingin menjadikan pustaka ini sebagai Leiden mini dan perlu diselamatkan buku-buku sejarah dan menjadikan museum ini sebagai pusat kebudayaan Aceh. (rp)

Balee Seni Seri Tiga

Posted by ridhaputra | | Posted in


Yogyakarta – Ada 2 lampion tergantung di gerbang depan. Gerbang itu tertutup sementara di dalam pekarangan sejumlah pemuda-pemudi menunggu tidak sabar. Lalu dari keramaian itu tiba-tiba menyalak suara serunee kalee, mengundang penari-penari wanita untuk menyambut tamu dengan tarian Ranup Lampuan ke dalam acara Balee Seni seri ke-3, Senin (20/5/2013).

Pada penghujung tari, penari-penari wanita itu berdiri berbaris di depan pintu masuk aula Balee Gadeng seraya mempersilahkan tamu-tamu yang masuk. Dari beberapa tamu, terlihat satu nama yang sangat akrab di kalangan masyarakat Aceh-Yogyakarta, Pak Tazbir.

“Selamat kepada Seniman Perantauan Atjeh Yogyakarta dan selamat kepada Balee Seni sebagai bentuk kerja nyata seniman Aceh Yogyakarta,” sebut Pak Tazbir dalam kata-kata sambutannya. Pak Tazbir dalam sambutannya juga berharap agar seni dan kebudayaan, khususnya seni Aceh dapat berkembang dan tetap terjaga di bumi nusantara.

Esensi Balee Seni

Ada yang berbeda dari Balee Seni kali ini. Isu-isu yang selama ini beredar dan hari semakin hari berkembang tidak hanya di tengah-tengah masyarakat Aceh namun juga di seluruh nusantara, adalah isu ‘merdeka kembali’ dan ‘Aceh tidak satu’.

Namun sekali lagi dalam berbagai kesempatan, mahasiswa Aceh di Yogyakarta dalam isu ini tidak memilih kanan atau kiri. Mahasiswa seniman Aceh Yogyakarta melalui acara ini berusaha menegaskan bahwa damai adalah jawaban final atas isu-isu ini. Itu bisa terlihat dari beragam karya lukisan yang dipajang di aula balee gadeng yang merupakan karya dari kumpulan seniman Aceh di seluruh nusantara.

Selain itu, adalah Yopi Andri, seniman simeuleu Aceh yang menetap di Yogyakarta yang menggandeng anaknya melantunkan lagu Senandung di tanah rencong, memberi pesan melalui lagu itu agar Kita masyarakat Aceh yang beragam ini tidak bertikai. Sesaat suasana hening dan haru tatkala penonton mendengar lagu ini, memberi peringatan kepada Kita semua bahwa pun Kita telah ‘merdeka’ delapan tahun lalu, masih banyak duri dalam perjalanan Aceh yang dapat membuat Kita terperosok kembali ke jurang konflik yang berkepanjangan. Jelas masyarkat Aceh lebih memilih damai daripada harus mengorbankan banyak hal lain seperti embel-embel dan sebagainya.

Sikap itu juga dipertegas dengan adanya pernyataan dari Azmi, mahasiswa hukum S2 UGM, sebagai salahsatu mahasiswa Aceh Gayo di Yogyakarta.

“Ada yang bilang Kita itu satu, saling mencintai. Saya katakan, itu benar. Kita ini satu dan saling mencintai. Saya mencintai Anda semua disini dan Anda juga mencintai Saya,” pernyataan Azmi kemudian disambut tepuk tangan meriah oleh penonton di seisi ruangan aula Balee Gadeng.

Azmi menyampaikan itu selepas menyuguhkan tarian Guel asal Gayo. Tari ini menampilkan warna dan corak yang sangat khas mulai dari musik merdu, baju adat kerawang sampai senyum manis khas gadis gayo. Tari ini menambah warna baru dalam perhelatan balee seni seri ke – 3 yang selama ini belum pernah di saksikan oleh pemirsa balee seni.

Selain tari Guel, satu lagi bentuk seni yang menambah warna balee seni adalah ISMA. ISMA adalah singkatan dari Irama Seni Melayu Asli. ISMA ini ditampilkan oleh berbagai unsur dari sanggar yang terletak di Yogyakarta.

Namun yang tak kalah menarik dari balee seni kali ini adalah adanya pagelaran fashion show yang menampilkan karya-karya dari fashion desaigner senorita Novita Bachtiar, seorang mahasiswi Aceh di Universitas Negeri Yogyakarta yang karya-karya nya menjadi salahsatu yang merebut juara dunia di Filipina beberapa waktu lalu.

Acara ini juga dimeriahkan oleh mahasiswa FIB UGM hasil binaan pelatih seni Aulia yang fasih memainkan tangan Mereka memukul-mukul Rapa’i meski notabene bukan berasal dari Aceh. Serta tak lupa pula tari saman Gayo persembahan Seniman Perantauan Atjeh yang selalu mendapat sambutan ramai tidak hanya di ruangan aula kecil balee Gadeng ini, namun juga di seluruh dunia. Acara ditutup dengan santap-menyantap boh rom-rom yang telah disediakan oleh panitia. (Zakiul Fahmi Jailani, Anggota Seniman Perantauan Atjeh)

FE Unmuha Gelar Economic Fair & Entrepreneurship

Posted by ridhaputra | | Posted in


Banda Aceh – Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unmuha) bekerjasama dengan BEM setempat mengadakan kegiatan Economic Fair & Entrepreneurship dengan tema “Melalui Pameran Kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmuha Kita Siapkan Mahasiswa yang Mampu Menciptakan Lapangan Usaha dan Mandiri.”
Kegiatan ini dilaksanakan dari hari Senin-Sabtu, 20-25 Mei 2013 bertempat di halaman depan Kampus Unmuha dan diikuti oleh 20 stand dari mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmuha dan 3 stand dari UKM yang ada di kampus Unmuha serta juga diikuti dari beberapa perusahaan dari luar kampus.
Berbagai macam produk-produk olahan tangan dijual di stand tersebut sepeti gelang, kalung, bros, pernak-pernik dan lain sebagainya. Selain hasil olahan tangan, juga ada yang menjual makanan dan minuman serta ada juga yang menjual baju, celana, tas, sandal dan lain-lain.
Menurut ketua panitia pelaksana Rahmad Fajri kepada AtjehLINK, Rabu (22/5/2013), mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan mahasiswa Fakultas Ukonomi yang entrepreneurship.
“Entrepreneurship (wirausahawan) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya,” ujarnya.
Dia juga menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini, untuk kedepannya mahasiswa Ekonomi Unmuha bisa menciptakan lapangan usaha yang mandiri dan bisa membuka lapangan usaha untuk masyarakat.
Selain mengelar stand, juga dilaksanakan debat antara sesama mahasiswa mengenai produk-produk yang mereka jual di bazarnya masing-masing. (lay)


Tak Mampu Bayar Operasi, Bocah Hidrosefalus Dicarikan Dukun

Posted by ridhaputra | | Posted in


Polewali Mandar — Kepala Reski, bocah berusia 3 tahun 6 bulan penderita penyakit hidrosefalus di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terus membesar hingga melebihi ukuran bola sepak. Jangankan bisa berjalan dan bermain-main, menggerakkan badan dan kepalanya tak bisa dilakukannya.

Meski sudah berkali-kali dibawa ke rumah sakit dan dokter ahli, karena terhambat mahalnya biaya operasi, anak buruh tani kelapa sawit yang lahir di Malaysia itu tak kunjung terobati. Bahkan, anak ni harus mencari pertolongan kepada dukun kampung akibat minimnya biaya.

Reski kini menetap di Dusun Kenari, Desa Katumbangan, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar. Dia adalah putri pasangan Jafar dan Hasma yang kini bekerja di Malaysia. Tiga bulan sejak dilahirkan melalui persalinan normal lebih dari 3 tahun lalu, pertumbuhan kepala Reski mulai terlihat mengalami kelainan. Hingga kini, Reski dirawat oleh kakek dan neneknya.

Semakin hari, ukuran kepalanya semakin membesar dan semakin lembek. Jafar dan Hasma yang bekerja sebagai buruh kelapa sawit di Malaysia memang tak mampu membiayai pengobatan anaknya. “Sudah banyak dukun yang tangani tapi belum ada perubahan. Kepalanya malah makin membesar,” ujar Moundu, kakek Reski, Jumat (17/5/2013).

Moundu mengaku kini hanya pasrah melihat kondisi pertumbuhan fisik Reski, terutama pembesaran di kepala yang terus bertambah, sementara badannya makin kurus.

'Man City Bakal Gairahkan Sepakbola Indonesia'

Posted by ridhaputra | | Posted in


|BOLA|InfoAtjeh| - Rencana Manchester City, untuk mengakuisisi klub Indonesia, disambut positif Hadiyandra. Meski mengakui belum tahu rencana salah satu klub mapan Premier League itu untuk masuk ke Indonesia, Sekretaris Jenderal PSSI tersebut menyebut masuknya City akan menggairahkan sepakbola Indonesia.

"Saya belum tahu kabar tersebut. Belum ada komunikasi pada kami dan kami juga masih belum mendapat informasi mengenai hal ini," ujar Hadiyandra pada Bola.net.

"Namun, kalau memang mereka akan masuk ke Indonesia dan mengakuisisi klub di sini, saya rasa itu tergantung pada klubnya," sambungnya.

Sebelumnya, Manchester City dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi klub di Indonesia. Hal ini terkait dengan strategi mereka agar makin dikenal di penjuru dunia.

Sementara itu, menanggapi rencana ini, Hadiyandra mengaku gembira. Masuknya City, menurutnya, bakal membawa angin segar bagi sepakbola Indonesia.

"Kalau mereka jadi masuk ke sini, saya rasa hal ini akan bagus bagi perkembangan sepakbola Indonesia. Selain itu, tentu saja ada gairah baru bagi sepakbola kita," Hadiyandra menandaskan.  (rp)

Zaini Abdullah: Persoalan Aceh dilirik dunia internasional

Posted by ridhaputra | Kamis, 04 April 2013 | Posted in ,


Zaini Abdullah ketika berbicara di depan massa di Simpang Kodim.
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah menjumpai ribuan massa yang berkumpul di Simpang Kodim Banda Aceh setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Kamis sore, 4 April 2013.
Di depan massa, Zaini Abdullah mengatakan persoalan Aceh saat ini sedang dilirik oleh dunia internasional. Dia yakin, persoalan tarik ulur bendera Aceh saat ini mendapat sorotan dari mantan Perdana Menteri Finlandi, Martti Ahtisaari, yang menjadi mediator perjanjian damai Helsinki tahun 2005 lalu.
“Jika masalah ini tidak selesai kita akan minta Martti Ahtisaari untuk turun tangan menyelesaikan masalah ini. Karena dia dulu mediator perjanjian damai, secara tidak langsung Martti masih punya tanggung jawab menyelesaikan masalah ini,” kata Zaini Abdullah.
Menurutnya, Qanun Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh yang kini telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Aceh, tidak bertentangan dengan aturan di atasnya yaitu Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 atau UUPA dan MoU Helsinki.
Zaini menilai, lahirnya PP Nomor 77 tahun 2007 tentang Bendera dan Lambang Daerah adalah upaya pengaburan pusat atas pengakuan kekhususan Aceh. Bahkan, menurutnya, PP tersebut inkonstitusional.
“Jika dilihat dari aturan di atasnya yaitu UUPA, maka aturan tersebut telah melanggar aturan yang lebih tinggi,” kata dia.
Dia mengatakan tetap komit mempertahankan perdamaian Aceh UUPA dan MoU Helsinki.

Begini lokasi kematian Jenderal Kohler saat ini

Posted by ridhaputra | Selasa, 26 Maret 2013 | Posted in


Prasasti lokasi terbunuhnya Jenderal Kohler di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
BEBERAPA orang terlihat sedang menikmati keindahan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa 26 Maret 2013. Di halaman masjid beberapa petugas sedang membersihkan sampah, termasuk dedaunan yang berguguran dari pohon geulumpang atau disebut Kohlerboom yang tingginya baru mencapai 4 meter.
Kohlerboom merupakan lokasi tempat Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler ditembak mati oleh sniper Aceh pada 14 April 1873. Di bawah pohon tersebut terdapat sebuah prasati yang terbuat dari batu berukuran 60 centimeter x 1,5 meter.
Di prasasti tersebut dituliskan bahwa Mayor Jenderal JHR Kohler telah terbunuh di sini pada 14 April 1873 ketika ia memimpin serangan terhadap Masjid Agung Baiturrahman.
Prasasti itu dibuat dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris dan teranyar dalam bahasa Indonesia.
Saat ini, pohon geulumpang yang berada di tugu tersebut merupakan hasil reboisasi. Pohon geuleumpang yang menjadi saksi sejarah kematian jenderal Belanda dalam serangan pertamanya ke Aceh sudah ditebang. Kepingan pohon geuleumpang tersebut diletakkan di Museum Aceh.
Salah satu pemandu di kompleks Museum Aceh bernama Nurhayani kepada ATJEHPOSTcom mengatakan tidak tahu pasti kapan pohon itu ditebang dan siapa yang menembangnya. Dia juga tidak tahu kapan kepingan pohon tersebut dipindahkan ke kompleks Museum Aceh.
“Tidak ada sejarah pasti yang menyebutkan kapan pohon tersebut ditebang dan siapa penebangnya serta kenapa ditebang,” kata dia.
Namun kata Nurhayani, dibawanya kepingan pohon tersebut ke Museum Aceh sebagai tanda besarnya nilai sejarah pohon tersebut yang menjadi saksi bisu tewasnya Kohler.

SD Negeri 12 Lhokseumawe kedatangan Puan dari negeri jiran

Posted by ridhaputra | | Posted in


Puan Malaysia menyerahkan bantuan 
SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) 12 Muara Dua Kota Lhokseumawe, pagi tadi Selasa, 26 Maret 2013, dikunjungi oleh kepala Sekolah Kebangsaan Negeri Malaysia, Puan Narimah dan pejabat dari Jabatan Pelajaran Negeri Selangor, Puan Narizah.
Kedatangan mereka berdua bertujuan memberikan bantuan kepada SD tersebut sebagai bentuk kepeduliannya kepada salah satu sekolah yang banyak menampung siswa korban Tsunami Aceh 2004.
“Kami sempat melakukan kunjungan ke sana, kemudian beliau bertanya tentang siswa-siswi kami di sini. Kami ceritakan dan mereka tersentuh untuk datang memberi bantuan. Apalagi mereka mendengar kalau di sekolah kami banyak anak-anak korban tsunami,” kata Rosita Hafni, Kepala Sekolah SDN 12 kepada ATJEHPOSTcom, Selasa, 26 Maret 2013.
Rosita menambahkan, bantuan yang diberikan tidak hanya untuk sekolah, namun juga kepada siswa dan guru-guru SD tersebut. ”Bantuan itu berupa mesin laminating, alat tulis seperti buku tulis, buku gambar, pulpen, pinsil, rol, pinsil warna dan lain-lain,” katanya.
Kedatangan puan-puan tersebut disambut meriah oleh murid-murid sekolah itu. Mereka telah bersiap dengan pakaian rapi. Laki-laki memakai koko putih, celana hitam dan kopiah, sedangkan perempuan memakai jilbab hitam, baju putih dan rok hitam. Selain itu Puan tersebut juga disambut oleh tarian Ranub Lampuan oleh Sanggar Bungong Seulanga sekolah tersebut.

Selama 23 tahun penjaga makam Pang Nanggroe tidak terima jerih

Posted by ridhaputra | Jumat, 22 Maret 2013 | Posted in


Penjaga makam Pang Nangroe.

SEJAK menjadi penjaga makam Pang Naggroe dan Pang Lateh di Desa Pante, Kecamatan Lhoksukon, belum sepeser pun jerih yang ia terima dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Terhitung dari tahun 1990 hingga 2013.
Kepada infoseputaraceh, Jumat 22 Maret 2013, Iskandar (63 tahun) warga Desa Pante mengatakan, dirinya berasal dari Semarang, Jawa Tengah.
Tahun 1989 ia datang ke Aceh dan menetap di Desa Pante. Setahun kemudian ia menjadi penjaga makam pahlawan Aceh tersebut, tepatnya setelah penjaga makam sebelumnya meninggal dunia.
“Awalnya saya tidak mau, mengingat saya bukan orang Aceh. Atas dukungan masyarakat setempat, akhirnya saya bersedia,” ujar ayah tujuh anak yang saban harinya berjualan Cendol Jakarta di pasar Lhoksukon itu.
Ia menjaga makam itu sejak kondisinya sebatas pemugaran biasa dengan papan dan seng. Hingga akhirnya pemugaran dilakukan permanen oleh pemerintah pada tahun 1992. Selama ini dirinya menggunakan sumbangan yang diberikan penziarah untuk biaya membersihkan makam. Baik itu membeli perlengkapan bersih-bersih, jaring atau lainnya.
“Kisaran sumbangan antara Rp5 ribu hingga Rp50 ribu. Itu pun tidak selalu ada. Sedangkan dari Pemerintah Aceh Utara, saya sama sekali belum pernah menerima jerih. Tidak sepeser pun,” katanya.
Para penziarah sendiri sering datang melepas nazar di hari Senin dan Kamis. Pada dasarnya, Iskandar mengaku tidak mengetahui detail sejarah perjuangan Pang Nanggroe dan Pang Lateh.
Dia hanya mengetahui bahwa Pang Nanggroe merupakan suami ketiga Cut Meutia dan juga pejuang Aceh masa kolonial Belanda. Ia gugur 26 Oktober 1910 saat pertempuran melawan Belanda di Meurandeh Paya dan Paya Cicem yang dipimpin oleh Van Sloten.
Sementara Pang Lateh merupakan teman setia Pang Nangroe yang juga menyelamatkan Cut Meutia di Paya Cicem. Beliau gugur pada 22 Oktober 1910 silam dan kepalanya di bawa ke Lhoksukon untuk diperlihatkan kepada rakyat, bahwa itu benar-benar kepala Pang Lateh.
“Sejarah singkat itu saya ketahui karena terpahat di masing-masing makam tersebut,” ujar Iskandar.
- See more at: http://www.atjehpost.com/nanggroe_read/2013/03/22/44879/15/5/Selama-23-tahun-penjaga-makam-Pang-Nanggroe-tidak-terima-jerih#sthash.GhOx5otN.dpuf

Demonstrasi di depan gedung DPR Aceh ricuh

Posted by ridhaputra | | Posted in


Mahasiswa berunjuk rasa di DPR Aceh.

mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, berakhir ricuh, Jumat 22 Maret 2013.
Seorang peserta aksi, Waladan Yoga, mengatakan ia sempat dipukul oleh polisi yang berjaga di depan pagar gedung eksekutif itu. Waladan Yoga lalu ditarik oleh teman-temannya ke halaman Bank BTPN di seberang jalan Gedung DPR Aceh.
Kericuhan diduga terjadi karena demonstran memaksa masuk ke dalam gedung dewan. Para mahasiswa berunjuk rasa soal Qanun Bendera dan lembaga Wali Nanggroe.
Mahasiswa pun terlibat adu mulut dengan polisi dari Kepolisian Resor Kota Banda Aceh. Saat kericuhan terjadi, beberapa polisi turut memisahkan insiden itu.

Info Seputar Aceh

Diberdayakan oleh Blogger.