Headlines
Published On:Jumat, 22 Maret 2013
Posted by ridhaputra

Selama 23 tahun penjaga makam Pang Nanggroe tidak terima jerih


Penjaga makam Pang Nangroe.

SEJAK menjadi penjaga makam Pang Naggroe dan Pang Lateh di Desa Pante, Kecamatan Lhoksukon, belum sepeser pun jerih yang ia terima dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Terhitung dari tahun 1990 hingga 2013.
Kepada infoseputaraceh, Jumat 22 Maret 2013, Iskandar (63 tahun) warga Desa Pante mengatakan, dirinya berasal dari Semarang, Jawa Tengah.
Tahun 1989 ia datang ke Aceh dan menetap di Desa Pante. Setahun kemudian ia menjadi penjaga makam pahlawan Aceh tersebut, tepatnya setelah penjaga makam sebelumnya meninggal dunia.
“Awalnya saya tidak mau, mengingat saya bukan orang Aceh. Atas dukungan masyarakat setempat, akhirnya saya bersedia,” ujar ayah tujuh anak yang saban harinya berjualan Cendol Jakarta di pasar Lhoksukon itu.
Ia menjaga makam itu sejak kondisinya sebatas pemugaran biasa dengan papan dan seng. Hingga akhirnya pemugaran dilakukan permanen oleh pemerintah pada tahun 1992. Selama ini dirinya menggunakan sumbangan yang diberikan penziarah untuk biaya membersihkan makam. Baik itu membeli perlengkapan bersih-bersih, jaring atau lainnya.
“Kisaran sumbangan antara Rp5 ribu hingga Rp50 ribu. Itu pun tidak selalu ada. Sedangkan dari Pemerintah Aceh Utara, saya sama sekali belum pernah menerima jerih. Tidak sepeser pun,” katanya.
Para penziarah sendiri sering datang melepas nazar di hari Senin dan Kamis. Pada dasarnya, Iskandar mengaku tidak mengetahui detail sejarah perjuangan Pang Nanggroe dan Pang Lateh.
Dia hanya mengetahui bahwa Pang Nanggroe merupakan suami ketiga Cut Meutia dan juga pejuang Aceh masa kolonial Belanda. Ia gugur 26 Oktober 1910 saat pertempuran melawan Belanda di Meurandeh Paya dan Paya Cicem yang dipimpin oleh Van Sloten.
Sementara Pang Lateh merupakan teman setia Pang Nangroe yang juga menyelamatkan Cut Meutia di Paya Cicem. Beliau gugur pada 22 Oktober 1910 silam dan kepalanya di bawa ke Lhoksukon untuk diperlihatkan kepada rakyat, bahwa itu benar-benar kepala Pang Lateh.
“Sejarah singkat itu saya ketahui karena terpahat di masing-masing makam tersebut,” ujar Iskandar.
- See more at: http://www.atjehpost.com/nanggroe_read/2013/03/22/44879/15/5/Selama-23-tahun-penjaga-makam-Pang-Nanggroe-tidak-terima-jerih#sthash.GhOx5otN.dpuf

About the Author

Posted by ridhaputra on 01.15. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

By ridhaputra on 01.15. Filed under . Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response

0 komentar for "Selama 23 tahun penjaga makam Pang Nanggroe tidak terima jerih"

Leave a reply

Diberdayakan oleh Blogger.